"Namaku Yuuna Kawaji. Salam kenal!" sapa gadis itu dengan lembut
Ririn dan kawan-kawan terdiam sampai Kak Yuri menepuk bahu Ririn seraya berkata, "Apa yang kalian pikirkan? Ayo perkenalkan diri kalian!" sambil tersenyum. Pegy, Mentari, dan Fina melihat ke arah Ririn yang berdiri di paling kanan. Dengan tatapan yang sinis, Ririn berkata, "Apa?".
"Yang paling kanan dulu memperkenalkan diri!" jawab Pegy
"Nggak mau! Yang 'tua' duluan!" seru Ririn
Fina yang merasa 'dituakan' langsung membantah, "Nggak bisa begitu, dong! Masa aku duluan yang memperkenalkan diri?!". Mentari melihat Fina sambil berkata, "Yang tua harus ngalah sama yang muda!" sambil mencubit pipi Fina.
Karena semakin lama semakin tidak ada yang mau perkenalkan diri, akhirnya Ririn mendahului teman-temannya. Lalu, diikuti oleh Pegy, Mentari, dan Fina. Setelah memperkenalkan diri, mereka langsung terdiam tanpa berbicara sepatah kata pun lagi. Seisi rumah terasa sunyi. Tak lama kemudian, datanglah 3 anak laki-laki sebaya dengan Ririn dan kawan-kawan. Yuuna dengan senangnya memanggil ketiga anak itu. Ketiga anak itu pun menghampiri Yuuna dan sempat berbicara sebentar (menggunakan bahasa Jepang). Walaupun Ririn dan kawan-kawan tak mengerti apa yang sedang Yuuna dan ketiga anak itu bicarakan, mereka tetap terdiam.
Setelah berbicara dengan ketiga anak itu, Yuuna memperkenalkan ketiga anak itu. Sebelum Yuuna memperkenalkan ketigan anak itu, Kak Satou dan Kak Yuri berpamitan untuk kembali ke kampus mereka. Kak Satou dan Kak Yuri pun berlalu. Dan akhirnya, Yuuna memperkenalkan ketiga anak yang ada di sempingnya itu.
"Ah..., baiklah. Aku akan memperkenalkan tiga orang sehabatku. Yang pertama namanya Musashi Fujimura yang ada di samping kiriku. Lalu, yang kedua namanya Ryouma Takemura yang ada di samping Musashi. Dan yang terakhir namanya Yuuki Nakamura yang ada di samping kananku!" jelas Yuuna
Ririn dan kawan-kawan menundukkan kepala mereka sesaat bertanda "Salam Kenal!" pada ketiga teman Yuuna. Rumah itu pun kembali sunyi. Sesekali Mentari mengganggu Pegy. Sedangkan Fina terdiam karena Ririn sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata.
Melihat keadaan yang sunyi seperti di kuburan saat malam hari, Yuuna langsung mengajak Ririn, Pegy, Mentari, dan Fina bermain. Sebelumnya, mereka 'Hom Pim Pah' (Jan Ken Po) dulu untuk menentukan kelompok.
"Aku sama Ririn!" seru Pegy sambil melihat ke arah Ririn
"Apa?" tanya Ririn
"Nggak... bukan apa-apa!" jawab Pegy sambil memalingkan pandangannya dari Ririn
Selain itu...
"Yaahhh...., kok nggak sama Pegy, sih?" kesal Mentari sambil memegang tangan kanan Pegy
"Apa kau? Jangan sentuh aku!" canda Pegy
"Ih Pegy mah gitu, sekarang!" Mentari cemberut
"Seharusnya Pegy sama Yofi di sini!" seru Fina
"Yang kalah mengalahlah pada yang menang!" sahut Ririn
"Ish... Yofi!" gerutu Fina
Karena Ririn dan Pegy satu kelompok, jadi mereka lebih akrab. Sedangkan Mentari dan Fina, mereka malah memanggil-manggil Pegy terus. Baiklah, kelompok "No" beranggotakan Ririn, Pegy, Yuuna, dan Yuuki. Dan kelompok "Tick" beranggotakan Mentari, Fina, Musashi, dan Ryouma. Mereka semua dibagikan selembar peta ynag berisikan gambar kota Tokyo dan nama-nama kota terpencil di sekitarnya. Semua memerhatikan peta itu dengan baik kecuali Yuuki. Yuuna menjelaskan tata cara dan maksud dari permainan yang akan mereka mainkan.
"Ah..., teman-teman, kita akan bermain 'Mencari Harta Karun'. Pertama-tama, kita harus mengambil rute dari rumah ini ke Tokyo Tower untuk membeli sebuah es krim cokelat bergambar kucing dan ketika membeli es krim tersebut, kita harus memperlihatkan peta ini pada sang penjual. Setelah itu kita akan diberi sebuah kertas petunjuk oleh penjual es. Dan yang selanjutnya, akan diterangkan oleh kertas petunjuk yang akan kita dapatkan!" jelas Yuuna
Mereka diam sesaat. Lalu, Mentari bertanya pada Yuuna, "Kita bermainnya kapan?". Yuuna tersenyum seraya mendekati Mentari.
"Ya besok Swareli-chan! Kalian berempat kan harus istirahat!" jawab Yuuna sambil memegang bahu kanan Mentari
Mentari tersenyum.
"Baiklah, kita istirahat, yuk!" ajak Yuuna
Malam hari di halaman belakang rumah......
"Malam ini terasa dingin, ya!" kata Yuuna
"Hem..., ya!" sahut Yuuki
"Yuuki-kun!" sapa Yuuna sambil menatap wajah Yuuki
Yuuki pun menatap Yuuna dengan tatapan yang dingin. Ketika Yuuna ingin mengucapkan kata-kata, Ririn dan Fina datang menghampiri mereka berdua.
"Sedang apa kalian?" tanya Ririn tiba-tiba dari belakang mereka
Yuuna dan Yuuki kaget lalu mereka berdua melihat Ririn dan Fina. Wajah Yuuna memerah ketika Ririn menanyakan apakah mereka ada hubungan spesial atau tidak. Sedangkan Yuuki hanya terdiam sambil meminum secangkit teh yang dari tadi dia pegang.
Di dalam kamar Pegy......
"Pegy, kakak Pina sama Yopi kemana? Kok nggak ada?" tanya Mentari
"Nggak tau! dari tadi aku ada di kamar!" jawab Pegy yang sedang tidur-tiduran di atas kasur
" Yah Pegy masa nggak tau? Kan Pegy peramal!" canda Mentari
"Apaan, tuh! Aku bukan peramal!" banah Pegy
Mentari menghampiri Pegy dan tidur-tiduran dekat Pegy. Dan mereka pun terdiam. Tak lama,
"Mentari, bapak kamu jualan es batu, ya?" tanya Pegy
"Nggak, bukan! Bapakku manusia!" bantah Mentari
"Iya tau! Masa pekerjaan bapak sendiri nggak tau!" seru Pegy
"Lah, Pegy ngaco!" kata Mentari
"'Iya, kok tau?' Karena kamu sudah membekukan hatiku! Hahahaha..... apa coba?!" Pegy bicara sendiri
"Lah, Pegy rada-rada, deh!" canda Mentari
Langit yang penuh bintang tidak bisa membuatku tersenyum karena keindahan malam. Aku hanya ingin melihat wajahmu untuk membuatku tersenyum. Aku ingin mendengar suaramu, agar aku bisa tertawa karena loluconmu. Apakah kamu bisa ada di sini menemaniku, wahai pujaan hatiku?
NOTICK
BERSAMBUNG....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar