Laman

Kamis, 21 Juli 2011

Kesadaran

Aku Rian. Aku ini jelek, bodoh, tidak jago olahraga, dan miskin. Hari-hariku...., sama seperti biasa.
"Eh, itu bukannya si jelek kampungan itu, ya?" kata seseorang di dekat jendela kelasku
Aku selalu di ejek oleh teman-teman sekelasku. Mereka sering sekali menindas dan mengintimidasikan aku. Mereka selalu merendahkan aku. Mereka juga sering memanfaatkan aku.
"Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Ayo, nak, perkenalkan dirimu!" seru bu guru di depan kelas
"Namaku Erena Larasati. Aku pindahan dari Yogyakarta. Mohon bantuan kalian!" kata anak itu memperkenalkan diri
Anak itu sangat cantik. Rambutnya yang lurus panjang yang berkilauan itu dia ikat dengan kunciran berwarna putih. Dan juga, dia terlihat kaya dan pintar. melihatnya saja aku sudah memikirkan hal yang buruk.
Setelah perkenalan yang singkat itu, semua temanku mulai memperhatikan Elena. Tapi, tetap saja masih banyak yang mengejekku. Tapi tak apa, berkurang lebih baik dari pada bertambah.Sepulang sekolah, aku segera pergi ke ruang guru untuk memberikan tugas-tugas teman-teman sekelas. Ya, aku langsung kabur saja setelah menaruh semua buku di meja guru IPA. Ketika aku sedang berjalan di lorong kelas sembilan, ada empat orang dari kelasku yang tiba-tiba menjegatku. aku berusaha kabur dari mereka, tapi tetap saja aku tertangkap. Ketika mereka mengeroyokku, Elena yang tak sengaja melihat langsung memberhentikan keempat anak itu.
"Hey, apa yang kalian lakukan? Kalian tidak kasihan padanya? Kalau Rian masuk rumah sakit kalian mau tanggung jawab? Yang kalian lakukan itu tidak baik! Aku tahu, Rian memang tidakcakep, tidak pintar, tidak bisa olahraga dan miskin. Tapi kalian tidak punya hak untuk mengejeknya, menindasnya, memanfaatkannya, dan mengintimidasinya! Ini melanggar Hak Asasi Manusia! Dan juga, kalian dan aku teman Rian, kan? Apa teman akan melakukan ini semua?" seru Elena menolongku
Keempat teman sekelasku itu menggeleng.
"Nah, sekarang, kalian harus menjadi teman yang baik untuk Rian! Ayo minta maaf!" perintah Elena tegas
"Rian, maafin kita, ya!" seru ana pertama
"Iya, Rian. maafin kami, ya. Kami selalu membuat kamu tertekan dengan kelakuan kami. Kami ini memang bandel, jadi maklumi saja, ya!" tambah anak ke dua
"I-iya. A-aku maafin, kok!" sahutku yang masih takut
Setelah itu, keempan anak itu pergi. tinggallah aku dan Elena.
"Rian, kamu tidak apa-apa?" tanya Elena
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Untung saja kamu tidak apa_apa. badanmu juga tidak babak belur. Kalau aku tadi tidak ada, pasti kamu sudah habis di hadang keempat anak itu!" katanya santai
'Ya. kau benar. Terima kasih, ya!"
"Ah, payah! Masa laki-laki di tolong sama anak perempuan, sih! Ya sudahlah, tidak apa-apa. Kita, kan berteman, mana mungkiin aku membiarkan kamu di keroyok begitu! Sudah lah, pulang yuk!" sahutnya
Kami pun pulang bersama. Dan...., mulai sekarang, tidak ada lagi yang akan menindas, mengintimidasi, memanfaatkanku, karena Elena yang mengubah mereka dan aku. Aku semakin semangat karena ada yang menolongku. Terima kasih Elena!